Sehat dan Berstamina Saat Puasa (2)
4. Jika seseorang dengan penyakit tertentu ingin berpuasa
Pada dasarnya, selama penyakit yang diderita bukan penyakit
komplikasi dan infeksi berat, seseorang tetap boleh berpuasa. Tentu saja
dengan catatan penyakitnya terkontrol, tetap minum obat, serta rutin
memeriksakan diri ke dokter.
Berikut ini, kami sampaikan 3 penyakit yang masih bisa tetap berpuasa dengan beberapa catatan:
a. Pada penderita sakit maag, puasa tetap diperbolehkan. Gejala
yang sering dikeluhkan penderita maag antara lain rasa tidak nyaman di
ulu hati, mual, muntah, kembung, rasa panas di ulu hati, cepat kenyang,
dan mulut pahit. Serangan dapat datang tiba-tiba dan hilang timbul.
Penyakit maag atau dispepsia digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu organik dan fungsional. Dikatakan organik bila pada endoskopi ditemukan kelainan di kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari. Fungsional, bila pada endoskopi tidak ditemukan kelainan.
Puasa pada dispepsia fungsional dapat meringankan bahkan menyembuhkan
penyakit maag-nya. Memang pada hari-hari awal puasa terasa tidak
nyaman. Seiring dengan berjalannya waktu, pola makan yang cukup dan
teratur justru membuat kondisi kesehatan penderita maag semakin membaik,
biidznillah (dengan seizin Allah).
Sedangkan puasa pada penderita dispepsia organik harus dilihat
penyebabnya. Bila ada polip atau tumor, ulkus/luka, perdarahan, nyeri
hebat, maka tidak diperbolehkan puasa. Pada penderita penyakit maag,
sangat dianjurkan untuk makan sahur, karena sangat bermanfaat sebagai
persiapan puasa. Pada saat berbuka, penderita dianjurkan makan dan minum
yang manis terlebih dulu. Jangan makan dalam porsi besar, kurangi
makanan berlemak dan makanan yang merangsang seperti asam atau pedas. Hindari makanan yang banyak mengandung gas seperti buncis, kubis, sawi putih, brokoli, bawang, dan telur. Hindari minuman soda, alkohol, dan kopi.
b. Pada penderita dengan penyakit ginjal, puasa diperbolehkan bila fungsi ginjal masih baik yaitu derajat 1 dan 2
(60-90% ginjal berfungsi). Penderita dengan fungsi ginjal derajat 3 dan
4 (15-60% ginjal berfungsi) tidak dianjurkan puasa. Sedangkan penderita
yang menjalani hemodialisis/cuci darah (derajat 5) tidak diperbolehkan.
Sangat dianjurkan bagi penderita penyakit ginjal yang berpuasa untuk
minum air putih yang cukup agar tidak terjadi dehidrasi. Namun demikian,
jangan sampai konsumsi cairan berlebih karena bisa menyebabkan sesak
napas. Selain itu, kandungan protein pada makanan harus dikurangi agar
tidak memperberat kerja ginjal. Dan jangan lupa, tetap rutin mengonsumsi
obat yang diresepkan dokter serta memeriksakan diri sesuai jadwal yang
ditetapkan.
c. Untuk penderita kencing manis (Diabetes Mellitus/DM), puasa diperbolehkan bila kadar gula darahnya terkendali.
Selain itu, puasa juga boleh dilakukan oleh :
- Penderita DM tipe-1 (diabetes karena kurangnya produksi insulin) yang stabil atau terkendali dengan perencanaan makan dan olah raga
- Penderita DM tipe-2 (diabetes akibat kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin) dengan berat badan lebih serta kontrol yang baik dan pengawasan glukosa darah secara ketat
- Penderita DM yang mendapat suntikan insulin satu kali per hari.
Sedangkan yang tidak dianjurkan puasa antara lain :
- Penderita DM dengan kadar gula yang tinggi sekali atau tidak stabil
- Penderita DM yang tidak mengikuti diet, pemakaian obat dan pengaturan aktivitas
- Penderita DM tipe 1 yang tidak stabil
- Penderita tipe-1 dan tipe-2 dengan kontrol yang buruk
- Penderita DM yang disertai komplikasi jantung, ginjal dan hati (karena kekurangan cairan dapat semakin membahayakan kerja organ-organ penting tersebut)
- Penderita DM yang mendapatkan suntikan insulin dua kali sehari atau lebih
- Penderita DM dengan komplikasi serius
- Penderita DM dengan riwayat ketoasidosis
- Penderita DM yang sedang hamil
- Penderita DM yang sedang mengalami infeksi
- Penderita DM dengan usia tua dengan masalah kesadaran
- Penderita DM yang mengalami dua kali atau lebih episode hipoglikemia selama berpuasa di bulan Ramadhan.
Penderita DM disarankan supaya memantau kadar glukosa darah dengan
ketat dan belajar mengenali gejala hipoglikemia dan dehidrasi sejak
dini. Hipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kadar
gula darah rendah karena tidak ada keseimbangan antara makanan yang
dimakan, latihan jasmani, dan obat yang digunakan. Gejala hipoglikemi
antara lain berkeringat dingin, gemetar, pusing, lemas, mata
berkunang-kunang, dan rasa perih di ulu hati seperti orang kelaparan.
Bila mengalami gejala seperti ini, hendaknya segera minum segelas teh
manis atau sirup dan segera periksa ke dokter. Jika glukosa darah kurang
dari 63 mg/dl sebaiknya segera berbuka.
Penderita DM sangat dianjurkan mengakhirkan waktu makan sahur serta menghindari makanan manis.
Penderita DM dapat berbuka dengan makanan dan minuman yang menggunakan
gula rendah kalori. Penderita sebaiknya mengkonsumsi karbohidrat tinggi
serat seperti sereal atau roti gandum. Hendaknya tetap rutin mengonsumsi
obat supaya kadar gula darahnya terkontrol, dan konsultasikan dengan
dokter mengenai jadwal pemberian obat dan dosisnya.
TIPS SEHAT SELAMA MENJALANKAN IBADAH PUASA
Usahakan selalu bangun untuk makan sahur.
Sahur sangat penting untuk mendukung kelancaran ibadah puasa, karena
makanan yang kita santap pada saat sahur akan menjadi cadangan energi
selama kita berpuasa. Oleh karena itu, usahakan untuk tidak meninggalkan
sahur ketika akan berpuasa karena terdapat berkah dalam makan sahur.
Seperti yang terdapat dalam hadits dari Anas Ibnu Malik, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu ada berkahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)
1. Jangan terlalu kenyang saat sahur
Banyak orang yang makan sebanyak-banyaknya ketika sahur dengan tujuan
supaya kuat berpuasa. Padahal, terlalu banyak makan ketika sahur justru
tidak baik karena akan menyebabkan melonjaknya kadar gula dalam darah
serta merangsang keluarnya hormon insulin secara berlebihan. Hormon
insulin ini akan mengangkut gula darah ke seluruh jaringan tubuh guna
diubah menjadi glikogen atau lemak. Apabila kita makan terlalu banyak,
maka glikogen dan lemak yang dihasilkan juga berlebihan. Padahal, lemak
yang berlebihan sukar diuraikan menjadi gula darah kembali. Akibatnya,
seseorang yang makan berlebihan saat sahur tidak bertambah segar, tapi justru semakin merasa lemas dan lesu.
2. Perbanyak konsumsi makanan berserat
Serat sangat baik untuk pencernaan dan memperlancar buang air besar.
Selain itu, makanan berserat akan memperlancar proses pengeluaran racun
dari dalam tubuh serta dapat mengurangi konsentrasi radikal bebas dalam
tubuh, hingga sel-sel tubuh menjadi lebih segar dan elastis.
3. Usahakan kebutuhan cairan tercukupi
Usahakan tetap mengkonsumsi air 8 gelas setiap harinya, caranya
antara lain dengan meminum sekitar 2 gelas saat buka puasa, lalu setelah
tarawih hingga menjelang tidur, minum lagi sebanyak 3-4 gelas.
Sedangkan pada saat sahur bisa minum sebanyak 2 gelas lagi. Minum air
tidak selalu berarti air putih saja, tetapi minum teh, susu, jus buah,
koktil buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita
konsumsi.
4. Segerakan berbuka ketika waktunya telah tiba
Hendaknya kita menyegerakan berbuka, seperti yang terdapat dalam
salah satu hadits dari Sahal Ibnu Sa’ad, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alihi wa sallam bersabda,
“Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (Muttafaq ‘Alaih)
Syari’at Islam yang sempurna telah mengajarkan pada kita supaya tidak
memberat-beratkan diri dengan menunda berbuka puasa padahal waktunya
telah tiba karena hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan terutama
pada organ lambung.
5. Jangan berlebihan saat menyantap hidangan berbuka puasa
Ajaran Islam menganjurkan untuk tidak berlebihan dalam masalah makan
dan minum, karena akan berakibat kurang baik bagi kesehatan kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak ada ‘bejana’ yang lebih buruk yang diisi oleh manusia
daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa
suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa,
maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiga sisanya untuk nafasnya.” (HR. Ibnu Majah no. 3349
dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Ibnu Majah no.
2720-red)
Dengan demikian, bisa kita pahami bahwasanya makan berlebihan tidak
dianjurkan dalam Islam karena bisa menimbulkan berbagai macam akibat
yang tidak baik bagi tubuh kita.
Pada saat berbuka puasa sebaiknya tidak langsung makan dan minum
terlampau banyak. Berbuka puasa dengan makanan berat dalam jumlah banyak
justru memberatkan kerja lambung yang sudah dibiarkan beristirahat
sekitar 12 jam. Jangan sampai menjadikan waktu berbuka puasa sebagai
ajang “balas dendam” setelah seharian menahan lapar dan haus. Setelah
kadar gula darah berangsur-angsur kembali normal, lakukan shalat
maghrib. Selang setengah jam kemudian, makanlah menu lengkap
secukupnya. Setelah shalat tarawih, boleh makan lagi jika masih lapar.
6. Pilih menu yang sehat untuk sahur dan berbuka
Bagi para ibu rumah tangga, menyajikan menu berbuka bagi keluarga
tentu sangat menyenangkan. Dan alangkah lebih bijaksana jika para ibu
menyiapkan menu yang sehat dan bergizi untuk menunjang kelancaran ibadah
puasa seluruh anggota keluarga. Dengan memasak sendiri insya Allah
lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Namun, jika memang hendak
membeli makanan matang, perhatikan kebersihan dan juga komposisi makanan
atau minumannya. Pilih warung makan yang terjamin kebersihan dan
kehalalannya. Selain itu, hindari makanan atau minuman yang mengandung
zat pengawet, pewarna, dan pemanis buatan.
7. Jangan sembarangan mengkonsumsi vitamin
Setiap orang tentu menginginkan bisa tetap aktif saat puasa dan tetap
fit sepanjang hari. Dengan alasan itu, muncul kecenderungan untuk
mengkonsumsi suplemen vitamin. Namun ada yang perlu diingat, vitamin
bukanlah sebagai makanan pengganti (subtitusi). Yang penting kita harus
makan makanan sehat dan bergizi sehingga kebutuhan akan vitamin
tercukupi lewat makanan yang bervariasi. Hendaknya kita tidak meminum
vitamin sembarangan tapi konsultasikan dulu pada dokter.
8. Tetap berolahraga selama puasa
Kondisi fisik seseorang yang sedang berpuasa memang cenderung lemas
karena menahan lapar dan haus. Namun demikian, bukan berarti tidak boleh
berolahraga. Seperti yang kita ketahui, olahraga penting guna menjaga
kebugaran dan vitalitas tubuh. Terlebih lagi bagi orang-orang tertentu
dengan gangguan kesehatan seperti pada penderita penyakit jantung dan
diabetes mellitus (kencing manis), dimana olah raga sudah menjadi
kebutuhan untuk mengontrol penyakitnya dalam rangka proses penyembuhan.
Satu hal yang perlu diingat, semua harus direncanakan, sehingga tidak
menimbulkan efek buruk pada tubuh. Susun program olah raga sesuai
dengan berat penyakit dan tingkat kebugaran. Saat puasa, seseorang tidak
dianjurkan berolahraga sampai tenaganya terkuras habis atau sampai
badan lemah karena kecapekan. Melakukan olahraga yang ringan namun
berkelanjutan lebih baik daripada olah raga yang berat dan memforsir.
Olah raga yang dianjurkan, sebagai berikut :
- Kontinu, yaitu harus berkesinambungan dan terus menerus.
- Ritmis, yaitu dilakukan secara ritmis dan teratur, sehingga otot-otot berkontraksi dan berelaksasi secara teratur (Misal : jalan kaki, lari, joging, bersepeda, mendayung. Hindari olah raga yang banyak berhentinya seperti main golf, tenis, atau bulu tangkis).
- Interval, yaitu dilakukan berselang-seling. Kadang cepat, kadang lambat, tapi tanpa berhenti (Misalnya, joging diselingi jalan atau jalan cepat diselingi jalan lambat).
- Progresif, yaitu dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dengan beban latihan ditingkatkan perlahan-lahan sampai 30 menit.
- Endurance, yaitu latihan ketahanan untuk meningkatkan kesegaran jantung dan pembuluh darah serta meningkatkan kardiorespirasi (Misal : joging, bersepeda).
Olah raga dimulai dengan pemanasan dan diakhiri dengan cooling down /
peregangan masing-masing selama 5-10 menit. Olahraga bisa dilakukan
satu jam atau 30 menit menjelang waktu berbuka supaya bisa segera minum
pada saat waktu berbuka tiba. Sebaliknya, kurang tepat apabila olahraga
dilakukan setelah makan sahur karena perut dalam keadaan kenyang
sehingga dapat mengganggu kerja organ pencernaan. Selain itu, olahraga
setelah makan sahur bisa menyebabkan badan capek sehingga muncul rasa
haus dan lapar.
GANGGUAN KESEHATAN YANG BISA MENGHAMBAT KELANCARAN IBADAH PUASA
Berikut ini akan disampaikan pembahasan mengenai berbagai macam
gangguan kesehatan yang kelihatannya sepele tapi bisa mengganggu
kelancaran berpuasa, dan tentu saja disertai dengan cara mengatasinya :
a. Perut kembung
Perut kembung dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga mengganggu
aktivitas orang yang berpuasa. Beberapa jenis makanan tertentu bisa
menghasilkan gas di dalam saluran pencernaan, seperti buncis, kubis,
sawi putih, brokoli, bawang, dan telur. Maka bagi yang peka terhadap
makanan-makanan tersebut sebaiknya menghindari untuk sementara waktu.
Selain itu, salah satu cara mencegah supaya tidak terjadi kembung adalah
dengan mengunyah makanan dengan seksama untuk memudahkan proses
pencernaan sehingga tidak terjadi pembentukan gas akibat proses
fermentasi.
Untuk mengatasi perut kembung, bisa dengan minum secangkir teh jahe
setelah makan. Teh jahe sangat baik untuk merangsang proses pencernaan
makanan, sehingga makanan tidak terlalu lama berada di dalam usus kecil
yang bisa memicu terbentuknya gas. Selain teh jahe, bisa juga mengatasi
perut kembung dengan memakan pepaya. Pepaya mengandung enzim papain,
yang bekerja membantu proses pemecahan makanan di dalam saluran
pencernaan, sehingga pembentukan gas dapat dihindari.
b. Sembelit
Sembelit atau susah buang air besar merupakan gangguan yang cukup
sering dikeluhkan orang yang berpuasa. Untuk mengatasinya, usahakan
tetap mengonsumsi 8 gelas air setiap harinya, yaitu dengan meminum 2
gelas saat buka puasa, lalu setelah tarawih hingga menjelang tidur,
minum lagi sebanyak 3-4 gelas. Sedangkan pada saat sahur, kita bisa
minum sebanyak 2 gelas. Selain itu, jangan lupa untuk banyak mengonsumsi
makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan baik pada saat sahur
maupun berbuka. Mengonsumsi kurma saat berbuka puasa juga sangat
dianjurkan, karena serat yang terkandung dalam kurma dapat memperlancar
buang air besar.
c. Tenggorokan kering dan suara serak
Selama berpuasa, otomatis kita tidak mengonsumsi air selama kurang
lebih 12 jam. Kondisi ini berpotensi besar menyebabkan tenggorokan
kering dan kadang suarapun menjadi serak. Dengan begitu, kegiatan ibadah
lainnya seperti membaca atau menghafal Al-Qur’an juga ikut-ikutan
terganggu. Kita tentu tidak ingin kondisi ini berlanjut dan menyurutkan
semangat kita dalam menjalani hari-hari di bulan puasa.
Untuk mencegahnya, pastikan asupan cairan kita cukup, yaitu dengan
mengonsumsi air paling tidak 2 liter perhari bisa. Dianjurkan untuk
menghindari gorengan dan makanan yang bisa memicu batuk. Karena batuk
yang muncul bisa memperparah sakit tenggorokan dan membuat suara makin
serak. Hindari jajanan baik makanan maupun minuman yang menggunakan
pemanis buatan. Pada beberapa orang yang sensitif, zat-zat tambahan pada
makanan atau minuman bisa memicu terjadinya batuk dan gangguan
tenggorokan. Disamping itu, selama keluhan masih ada, hendaknya bicara
seperlunya dan jangan bersuara keras-keras terlebih dahulu.
d. Badan kecapekan
Kita semua tentu berlomba-lomba ingin memperbanyak ibadah baik pada
siang maupun malam bulan ramadhan. Oleh karena itu, jangan sampai
aktivitas kita terhambat hanya karena badan kecapekan. Salah atu caranya
adalah dengan cukup istirahat. Sempatkan untuk beristirahat di
sela-sela rutinitas kita yang padat. Jangan memforsir ketika melakukan
suatu kegiatan, tapi dikerjakan semampunya dan bertahap (tidak
sekaligus). Hal ini untuk menghindari tenaga kita terkuras habis,
padahal waktu berbuka masih lama.
Istirahat yang dimaksudkan disini tidak berarti seseorang jadi banyak
tidur dengan alasan lemas karena puasa. Terlalu banyak tidur justru
membuat badan tidak bugar dan cenderung menjadikan seseorang jadi malas
beraktivitas. Hendaknya proporsional dalam masalah waktu tidur, yaitu
diniatkan sekedar untuk menghimpun tenaga sehingga dapat beribadah di
bulan ramadhan.
PENUTUP
Demikianlah penjelasan seputar kesehatan di bulan puasa. Semoga kita
bisa menjalankan ibadah puasa dengan penuh semangat. Mudah-mudahan Allah
subhanahu wa ta’ala menerima amal ibadah puasa kita dan senantiasa
melimpahkan nikmat kesehatan pada kita semua.
Penulis : dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah
Referensi :
Arief Mansjoer (editor) dkk. Buku Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1. Tahun 1999. Penerbit Media Aesculapius, Universitas Indonesia, Jakarta.
Cunningham, Mac Donald, Gant. Textbook Williams Obstetry Edisi 18. Tahun 1995. Penerbit EGC, Jakarta.
David B. Reuben, MD dkk, Buku “Geriatrics at Your Fingertips “. Tahun 2001. Penerbit Excerpta Medica, Inc. USA.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Buku Manajemen Laktasi.
Dr. C. Triwikatmani, Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2. Tahun 2002. Penerbit PB PERKENI, Jakarta.
Dr. Widodo Judarwanto, SpA, “Kiat Aman Berpuasa untuk Anak”. Jawa Pos, 22 Agustus 2009.
Dr. Hambrah Sri Atriadewi, “Atasi Gangguan Pencernaaan Saat Puasa dengan Konsumsi Kurma”. Healthy, edisi 01/tahun III/21 Agustus-3 September 2009.
Heidi Murkoff, dkk. Buku “Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi, Bab “Mencegah Kelebihan Makan”, Tahun 2008. Penerbit Griya Ilmu, Jakarta.
One Day Simposium “Chronic Heart Failure, diagnosis, current management and cardio preventive care” , Solo, 24 Agustus 2008.
Scott C. Litin, M.D (editor). Mayo Clinic, Family Health Book Edisi 1, Tahun 2009, Penerbit PT Intisari Mediatama, Jakarta.
Arief Mansjoer (editor) dkk. Buku Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1. Tahun 1999. Penerbit Media Aesculapius, Universitas Indonesia, Jakarta.
Cunningham, Mac Donald, Gant. Textbook Williams Obstetry Edisi 18. Tahun 1995. Penerbit EGC, Jakarta.
David B. Reuben, MD dkk, Buku “Geriatrics at Your Fingertips “. Tahun 2001. Penerbit Excerpta Medica, Inc. USA.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Buku Manajemen Laktasi.
Dr. C. Triwikatmani, Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2. Tahun 2002. Penerbit PB PERKENI, Jakarta.
Dr. Widodo Judarwanto, SpA, “Kiat Aman Berpuasa untuk Anak”. Jawa Pos, 22 Agustus 2009.
Dr. Hambrah Sri Atriadewi, “Atasi Gangguan Pencernaaan Saat Puasa dengan Konsumsi Kurma”. Healthy, edisi 01/tahun III/21 Agustus-3 September 2009.
Heidi Murkoff, dkk. Buku “Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi, Bab “Mencegah Kelebihan Makan”, Tahun 2008. Penerbit Griya Ilmu, Jakarta.
One Day Simposium “Chronic Heart Failure, diagnosis, current management and cardio preventive care” , Solo, 24 Agustus 2008.
Scott C. Litin, M.D (editor). Mayo Clinic, Family Health Book Edisi 1, Tahun 2009, Penerbit PT Intisari Mediatama, Jakarta.
***
Artikel muslimah.or.id
0 Komentar