I-News

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Jadwal Open Trip dan Private Trip.
Private Trip, Mountain Guide, Porter Gunung, Paket Honeymoon, Study Tour, Family Gathering, Outbond, Outing, dll +62 85 643 455 865 (( WA / SMS / Telp )

Jika Tertinggal Shalat Tawarih

Jika Tertinggal Shalat Tawarih Dan Belum Shalat Isya


Terkadang dengan kesibukan bisa jadi kita tertinggal shalat tarwaih dan belum shalata isya. Misalnya tenaga kesehatan yang harus menjaga pasien, tenaga keamanan yang harus berjaga-jaga dan berbagai keperluan penting darurat lainnya yang tidak bisa ditinggalkan.

Jika tertinggal shalat tarawih dan belum shalat isya

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidzahullah berkata,

إذا فاتتك صلاة العشاء ، وجئت والإمام يصلي التراويح ، فالأولى أن تدخل خلفه بنية العشاء ، فإذا سلم أتممت صلاتك ، ولا تصل منفردا ، ولا مع جماعة أخرى ، حتى لا تقام جماعتان في وقت واحد فيحصل بذلك تشويش وتداخل في الأصوات

Jika engkau tertinggal shalat isya, ketika engkau datang imam sedang shalat tarawih maka hendaknya engkau ikut shalat bersama imam dengan niat shalat isya. Jika imam telah salam (selesai shalat) engkau sempurnakan shalat isya (misalnya anda dapat shalat dua rakaat besama imam, maka anda tidak ikut salam bersama imam, bangkit dan sempurnakan dua rakaat lagi sendiri untuk menyelesaikan shalat isya, jika sudah anda bergabung lagi untuk shalat tarawih bersama imam, pent).

Janganlan engkau shalat (isya’) sendiri dan jangan dengan jama’ah yang lain agar tidak didirikan dua jamaah shalat dalam satu waktu. Karena bisa membuat was-was dan campur aduknya suara.

Jika tertinggal shalat tarawih

Misalnya ketika datang imam sudah shalat tawarih satu atau dua rakaat,

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah ditanya,

ذا حضرت مع الناس وهم يصلون صلاة التراويح وقد فاتني شيء منها فهل أقضي ما فاتني بعد الوتر أم ماذا أصنع؟

Jika saya menghadiri shalat tarawih bersama jamaah kemudian saya tertinggal (beberapa rakaat), apakah saya mengqhada shalat yang tertinggal setelah witir atau apa yang harus saya lakukan?

فأجاب: ” لا تقض ما فاتك بعد الوتر، لكن إن كنت تريد أن تقضي ما فاتك، فاشفع الوتر مع الإمام، ثم صل ما فاتك ثم أوتر. وهنا مسألة أنبه عليها: لو جئت والإمام يصلي التراويح وأنت لم تصلِ العشاء فماذا تفعل؟ هل تصلي العشاء وحدك أم تدخل مع الإمام في التراويح بنية العشاء؟
الجواب: أدخل مع الإمام في التراويح بنية العشاء، وإذا سلم الإمام من التراويح فقم واقض ما بقي عليك من صلاة العشاء، وقد نص الإمام أحمد رحمه الله على هذه المسألة بعينها، واختارها شيخ الإسلام ابن تيمية ، وهي القول الراجح ؛ لأن القول الراجح : أنه يجوز أن يأتمّ المفترض بالمتنفل بدليل حديث معاذ بن جبل رضي الله عنه أنه كان يصلي مع النبي صلى الله عليه وآله وسلم صلاة العشاء ثم يرجع إلى قومه فيصلي بهم تلك الصلاة، هي له نافلة ولهم فريضة ” انتهى من “اللقاء الشهري”

Beliau menjawab:
 
Hendaknya jangan engkau qhada shalat yang tertinggal setelah witir. Jika engkau ingin mengqhada shalat yang tertinggal, maka genapkanlah shalat witir berama imam (maksudnya, ketika imam salam shalat witir anda bangkit untuk menggenapkannya, sehingga tidak terhitung shalat witir karena witir harus ganjil, maka akan terhitung sebagai shalat tarawih, pent). engkau shalat untuk mencapai apa yang tertinggal kemudian shalat witir.

Ini adalah pemasalahan yang aku ingatkan: jika engkau datang dan imam sedang shalat tarawih sedangkan engkau belum shalat isya’, apa yang harus dilakukan? Apakah shalat isya’ sendiri atau ikut shalat bersama imam dengan niat isya’?

Jawab:
Ikutlah bersama imam shalat tarawih, jika imam telah salam shalat tarawih maka engkau bangkit dan sempurnakan sisa shalat isya. Imam Ahmad rahimahullah menegaskan hal ini dan syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah memilih pendapat ini. Ini adalah pendapat yang rajih yaitu boleh menjadi makmun shalat wajib dengan imam yang shalat sunnah. Dengan dalil bahwa Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu shalat isya bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia balik ke kampungnya untuk menjadi imam shalat isya. Maka ia mendapat pahala sunnah sedangkan kaumnya shalat wajib. (Liqa’as Syahri)

Lebih baik jika mengqhada shalat dengan cara berjamaah jika mudah. Misalnya shalat dengan istri di rumah. 

Wallahu a’lam.

Demikian semoga bermanfaat.

Banyak mengambil faidah dari http://islamqa.info/ar/ref/93747

@Pogugn Lor, Yogya, 18 Ramadhan 1434 H

penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter

Posting Komentar

0 Komentar